Sabtu, 02 Maret 2013

sejarah berdirinya NU


Nahdatul Ulama disingkat NU, yang merupakan suatu jam’iyah Diniyah Islamiyah yang berarti Organisasi Keagamaan Islam. Didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1344 H. Organisasi ini merupakan salah satu organisasi terbesar di Indonesia dewasa ini. NU mempersatukan solidaritas ulama tradisional dan para pengikut mereka yang berfaham salah satu dari empat mazhab Fikih Islam Sunni terutama Mazhab Syafi’i. Basis sosial Nu dahulu dan kini terutama masih berada di pesantren.
Sebagai latar belakang terbentuknya organisasi NU ini adalah: gerakan pembaruan di Mesir dan sebagian Timur Tengah lainnya dengan munculnya gagasan Pan-Islamisme yang dipelopori Jamaluddin al-Afghani untuk mempersatukan seluruh dunia Islam. Sementara di Turki bangkit gerakan nasionalisme yang kemudian meruntuhkan Khalifah Usmaniyah.

Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Nahdhatul Ulama (NU)

Jika di Mesir dan Turki gerakan pembaruan muncul akibat kesadaran politik atas ketertinggalan mereka dari Barat, di Arab Saudi tampil gerakan Wahabi yang bergulat dengan persoalan internal umat Islam sendiri, yaitu reformasi faham tauhid dan konservasi dalam bidang hukum yang menurut mereka telah dirusak oleh khurafat dan kemusyrikan yang melanda umat Islam.
Sementara di Indonesia tumbuh organisasi sosial kebangsaan dan keagamaan yang bertujuan untuk memajukan kehidupan umat, seperti Budi Utomo (20 Mei 1908), Syarekat Islam (11 November 1912), dan kemudian disusul Muhammadiyah (18 Nopember 1912).
Hal-hal tersebut telah membangkitkan semangat beberapa pemuda Islam Indonesia untuk membentuk organisasi pendidikan dan dakwah, seperti Nahdatul  Wathan (Kebangkitan tanah air), dan Taswirul Afkar (potret pemikiran). Kedua organisasi dirintis bersama oleh Abdul Wahab Hasbullah dan Mas Mansur organisasi inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya NU.
Pada saat yang sama, tantangan pembaruan yang dibawah oleh Muhammad Abduh di Mesir mempengaruhi ulama Indonesia dalam bentuk Muhammadiyah, yakni organisasi Islam terbesar kedua pada abad ke-20 di Indonesia. Penghapusan kekhalifahan di Turki dan kejatuhan Hijaz ke tangan Ibn Sa’ud yang menganut Wahabiyah pada tahun 1924 memicu konflik terbuka dalam masyarakat Muslim Indonesia. Perubahan-perubahan ini mengganggu sebagian besar ulama Jawa, termasuk Hasbullah. Dia dan ulama sefaham menyadari serta melakukan usaha-usaha untuk melawan ancaman bid’ah tersebut serta merupakan kebutuhan yang mendesak. Hasyim As’ari (1871-1947) Kiai dari pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, yang merupakan ulama Jawa paling disegani-menyetujui permintaan mereka untuk membentuk NU pada tahun 1926 dan dia menjadi ketua pertamanya atau ro’is akbar.
Khittah NU 1926 menyatakan tujuan NU sebagai berikut:
  1. Meningkatkan hubungan antar ulama dari berbagai mazhab sunni
  2. Meneliti kitab-kitab pesantren untuk menentukan kesesuaian dengan ajaranahlusunnah wal-jama’ah
  3. Meneliti kitab-kitab di pesantren untuk menentukan kesesuaiannya dengan ajaranahlusunnah wal-jama’ah
  4. Mendakwahkan Islam berdasarkan ajaran empat mazhab
  5. Mendirikan Madrasah, mengurus masjid, tempat-tempat ibadah, dan pondok pesantren, mengurus yatim piatu dan fakir miskin
  6. Dan membentuk organisasi untuk memajukan pertanian, perdagangan, dan industri yang halal menurut hukum Islam
Dari keenam usaha tersebut, hanya satu butir saja yaitu usaha pertanian, perdagangan dan industri yang tidak berhubungan langsung dengan kehidupan kaum ulama secara khusus.
Hasil Muktamar XXVII NU di Situbondo pada tahun 1984, melalui sebuah keputusan yang disebut “Khittah Nahdatul Ulama”, menegaskan kembali usaha-usaha tersebut dalam empat butir. Pertama, peningkatan silaturrahmi antar ulama. Kedua, peningkatan kegiatan di bidang keilmuan/pengkajian/pendidikan. Ketiga, peningkatan penyiaran Islam, pembangunan sarana-sarana peribadatan dan pelayanan sosial. Keempat, peningkatan taraf dan kualitas hidup masyarakat melalui kegiatan yang terarah, mendirikan badan-badan untuk memajukan urusan-urusan pertanian, perniagaan dan perusahaan yang tidak dilarang oleh syara’.
Dengan demikian pengaruh ulama sangat besar dalam NU, dan telah mendapat konfirmasi dari Khittah NU. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya NU adalah Jam’iyyah Diniyyahyang membawakan faham keagamaan, sehingga yang menjadi mata rantai pembawa faham Islam Ahlussunnah wal-jama’ah, selalu ditempatkan sebagai pengelola, pengendali, pengawas dan pembimbing utama jalannya organisasi.
Selanjutnya akan dijelaskan sekilas tentang lambang NU, lambang NU ini dibuat pada tahun 1927. Mempunyai lambang sebuah bintang besar di atas bumi menyimbolkan Nabi Muhammad, empat bintang kecil, masing-masing dua disebelah kanan dan kiri bintang besar, melambangkan empat khulafa’al-Rasyidin; dan empat bintang kecil di bawah melambangkan empat Imam Mazhab sunni; kesembilan bintang tadi secara bersama-sama juga bermakna sembailan wali (Wali Songo) yang pertama kali menyebarkan agama Islam di jawa. Bola dunia yang berwarna hijau melambangkan asal-usul kemanusiaan, yaitu bumi, yang kepadanya manusia akan kembali dan dirinya manusia akan kembali dan manusia akan dibangkitkan pada hari pembalasan. Tali kekemasan yang melingkari bumi dengan 99 ikatan melambangkan 99 nama-nama indah Tuhan, yang dengannya seluruh muslim di dunia disatukan.

21 komentar:

  1. Kok berani nya NU menyatakan mereka penganut mazhab safi'I??????
    Sedangkan dalam pelaksanaan ibadah banyak yg melenceng dari mazhab safi'I, ,,,,,,hati 2 klw bikin pernyataan, dilihat dulu sesuai tidak ?????

    BalasHapus
    Balasan
    1. assalamualaikum....
      saya menjawab pertanyaan anda bahwa NU benar menganut mazhab safi'i
      dan saya berani menjamin bahwa NU tidak melenceng dari mazhab imam safi'i
      apakah kah anda menjamin bahwa NU melenceng dari mazhab imam safi'i?

      Hapus
  2. Kok berani nya NU menyatakan mereka penganut mazhab safi'I??????
    Sedangkan dalam pelaksanaan ibadah banyak yg melenceng dari mazhab safi'I, ,,,,,,hati 2 klw bikin pernyataan, dilihat dulu sesuai tidak ?????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Deleh koplok,memeh nyeletuk teh
      Deuleh tulisanna,jeng nepi ka kumaha anjeun nyaho mahzab safii teh.
      Aing orang NU,,,,SIA BAE'AT LAIN GOBLOG.

      Hapus
    2. Pk bahasa yg mudah di fahami mas...

      Hapus
    3. Hamdani ente tong ngera keun urang sunda jeung NU atuh..jaga eta bahasa da kami ge sarua NU tapi teu kasar kitu..

      Hapus
  3. Baca yang jelas bung.. Nu itu memegang 4 mazhab.. imam safi'i, imam Hanafi, imam maliki dan imam hanbali..

    BalasHapus
  4. Kang Yasri Rao

    Bisa sebutkan pernyataan dari mazhab syafi'i secara lengkap dan secara gamblang kah ?
    Kemudian pelaksanaan yang melenceng yang dilakukan NU sebutkan semua?

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Yasri rao cuma omdo tu om...jangan2 kayak yg lain bisanya cuma mengkritik dan ngomong bidah

    BalasHapus
  7. Yasri Rao.

    Orang gagal faham hati hati om yasri rao jngan2 teroris ckckckc...

    Wong jelas kok kitab2 yang di kaji di pesantren NU safinah. Fathul qorib. Fathul muin. Ala madzhab syafi'i.

    Selogannaya kembali pada alquran dan alhadits. Tpi cuman saru hadits Kullu bid'atin dolaalah ... Udah ajah ckckck ... Ngga mesantren yah mas raorao ?? ... Mesantrennya di bah googel ... Makannya kalo mesantren di Kiai NU Barokkah mas Insya Alloh

    BalasHapus
  8. Yasri Rao.

    Orang gagal faham hati hati om yasri rao jngan2 teroris ckckckc...

    Wong jelas kok kitab2 yang di kaji di pesantren NU safinah. Fathul qorib. Fathul muin. Ala madzhab syafi'i.

    Selogannaya kembali pada alquran dan alhadits. Tpi cuman saru hadits Kullu bid'atin dolaalah ... Udah ajah ckckck ... Ngga mesantren yah mas raorao ?? ... Mesantrennya di bah googel ... Makannya kalo mesantren di Kiai NU Barokkah mas Insya Alloh

    BalasHapus
  9. Mas yasir rao baca sajah alhujrat 11-12 insya alloh faham

    BalasHapus
  10. Mas yasir rao baca sajah alhujrat 11-12 insya alloh faham

    BalasHapus
  11. Ayo baca Al Mu'minun ayat 52-54, supaya tidak ada yg merasa kelompoknya paling benar. Merdekakan hati dari fanatisme kelompok.

    BalasHapus
  12. yasri rao...
    ente mikir pakai dengkul ya!!!!
    pantesan ngawur ngomongnya.

    BalasHapus
  13. 10 persen syariat bisa di pelajari dengan otak kepala dan yg 90 kita harus harus belajar secara basiroh dan kita bisa berfikir secara basiroh jika kita bisa riyadhoh seperti halnya yg di jalani rosul dan para sahabat jg para ulama , maka dari itu jika ingin paham syariat kita tidak bisa sekedar baca qur'an terjemah maupun hadis maupun kitab2 ulama , lebih dr itu smua kita butuh bimbingan langsung dr para ulama baik secara qouliah maupun fi'liah.

    BalasHapus
  14. 10 persen syariat bisa di pelajari dengan otak kepala dan yg 90 kita harus harus belajar secara basiroh dan kita bisa berfikir secara basiroh jika kita bisa riyadhoh seperti halnya yg di jalani rosul dan para sahabat jg para ulama , maka dari itu jika ingin paham syariat kita tidak bisa sekedar baca qur'an terjemah maupun hadis maupun kitab2 ulama , lebih dr itu smua kita butuh bimbingan langsung dr para ulama baik secara qouliah maupun fi'liah.

    BalasHapus
  15. TITONI AT TITONI AT TITONI AT TITONI AT TITONI AT TITONI AT TITONI
    TITONI AT titanium steel TITONI AT TITONI AT TITONI AT titanium or ceramic flat iron TITONI AT titanium dab tool TITONI AT TITONI AT TITONI AT TITONI AT TITONI AT TITONI is titanium lighter than aluminum AT TITONI AT TITONI AT titanium band ring TITONI AT TITONI

    BalasHapus